29 Oktober 2009

Jangan Pakai LINUX



Ya! Buat kamu yang belum pernah mencoba menggunakan sistem operasi yang identik dengan logo pinguin ini, ada baiknya untuk tidak mencoba memakainya! Loh? Kenapa? Berikut beberapa alasan untuk tidak menggunakan Linux.

1. Linux itu susah!

Iya itu faktanya. Linux itu susah! Bener-bener susah! Sekali kamu coba memakainya maka akan sulit bagi kamu untuk tidak mengulangi untuk memakainya lagi. Linux bagai candu yang akan membuat pemakainya betah berlama-lama berinteraksi dengannya, dan seringkali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang unik dan menarik.

2. Linux itu mainan para hacker!

Buat yang merasa dirinya bukan hacker, sangat disarankan untuk tidak memakai Linux. Mengapa? Iya, karena Linux akan membuat kamu mandiri.

Hmmm… mandiri? Contohnya?

Di Linux, kamu akan menemukan banyak hal baru dan menarik. Kamu akan terus mencoba dan mencoba. Sedikit demi sedikit hack pada sistem operasi ini akan kamu lakukan.

Hack? Iya, hack! Terdengar keren dan begitu geek, bukan? Semua itu legal untuk dilakukan di Linux, karena source codenya dengan mudah dapat kamu peroleh, kamu modifikasi, ubah sana, ubah sini, dan menyebarkannya ulang dengan bebas pula, selama tidak keluar dari ruang lingkup General Public License.

3. Linux itu merugikan!

Pihak-pihak yang mendukung konsep proprietary software tentulah akan merasa dirugikan. Mengapa? Karena bila semakin banyak pengguna Linux (dan open source) tentu lahan bisnis mereka akan semakin tergerus terus dan terus.

Tapi, tidak hanya kerugian dari segi finansial saja yang akan mereka dapat. Melainkan juga ada banyak keuntungan yang akan mereka peroleh, meskipun tidak mereka rasakan secara langsung. Contohnya? Karena software open source tersedia source codenya dengan bebas, maka pengembang software proprietary pun dapat ‘mengintip’ dan ‘mencomot’ beberapa bagian software yang mereka anggap menarik untuk kemudian diintegrasikan ke dalam software komersial mereka.

Duh, contohnya masih kurang nih! Oke… oke… Kita ambil contoh Sun Microsystems dengan software office suite mereka yang ternama, OpenOffice dan StarOffice. Hmmm… ada apa dengan OpenOffice dan StarOffice? Sungguh menarik melihat fenomena yang terjadi di sini. OpenOffice dibangun berdasarkan source code StarOffice, lisensi yang disematkan ke OpenOffice ini bersifat open source yang dikembangkan secara gotong royong dengan komunitas yang tersebar di seantero benua di muka bumi ini. Dari hasil pengembangan OpenOffice, Sun Microsystems kemudian mengambil beberapa bagian kodenya untuk kemudian diintegrasikan ke StarOffice dengan ditambahkan beberapa ‘hasil keringat’ ‘orang dalam’ Sun Microsystems. Lisensi StarOffice sendiri bersifat proprietary. Sebuah hubungan timbal balik yang unik dan saling menguntungkan, bukan?

4. Linux itu jelek dan tidak menarik

Pernyataan itu tidak salah, namun tidak juga benar. Bila kita melihat Linux secara parsial, yakni hanya kernel/intinya saja tentu pernyataan itu dapat dibenarkan. Apa sih yang bisa dilakukan oleh ’seonggok’ kernel? Dan meskipun kernel itu bisa dipakai, apa sih yang menarik dari tampilan command line based dengan background hitam dan teks putih saja?

Namun bila kita melihat Linux secara keseluruhan sebagai satu kesatuan sistem operasi yang komplit, dengan desktop environment dan lingkungan kerja berbasis GUI (Graphical User Interface) yang indah, kemungkinan kamu akan membantah pernyataan itu. Kasih contoh dong! Oke, mari kita tilik sejenak desktop GNOME atau KDE (atau yang lainnya) dengan Compiz enabled dan setting animasi desktop yang maksimal, saya yakin kamu akan takjub melihat keindahannya. Tidak percaya? Silakan berkunjung ke YouTube dan masukkan kata kunci pencarian “compiz desktop”, tonton salah satu video demonstrasinya.

5. Linux itu membingungkan

Amat sangat membingungkan! Itulah perasaan yang akan kamu temui saat pertama kali menatap ‘wajah’ Tux si pinguin ini. Bingung mau memakai distribusi Linux apa, bingung mau pakai software yang mana, bingung untuk menginstal aplikasi apa diantara sekian banyak aplikasi, bingung untuk memilih desktop environment (GNOME, KDE, Xfce, dsb), dan banyak kebingungan-kebingungan lain yang mungkin akan kamu jumpai.

Semua itu wajar. Di dunia Linux dan open source, freedom is the will. Saking beragamnya kebebasan yang ditawarkan, maka tidaklah mengherankan bila perkembangan Linux dan software open source pada umumnya dapat dibilang pesat.

Belum lagi ditambah dengan kebingungan mau bertanya kepada siapa bila nantinya kamu menemui kendala yang serius dikarenakan saking banyaknya LUG (Linux User Group) baik yang bertaraf lokal maupun internasional yang siap membantu menyelesaikan masalah yang kamu temui.

7. Linux itu mahal

Benar sekali! Linux itu mahal! Karena kamu ‘kemungkinan’ akan mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkannya. Iya! Semahal satu dua keping CD/DVD blank untuk ‘membakar’ salinan/ISOnya.

Juga untuk membayar koneksi internet (bila ada) atau CD/DVD repository (paket software dalam CD/DVD). Kita ambil contoh DVD repository Ubuntu yang dijual di berbagai toko online, harganya berkisar antara 50.000 s.d 100.000 rupiah! Dudududu… mahal sekali…

Setuju! Mahal sekali biaya yang harus dikeluarkan demi mendapatkan tambahan paket software free dan open source berkualitas yang super lengkap dan super banyak! Coba bandingkan dengan harga satu lisensi sistem operasi proprietary yang harganya berkisar diatas US$ 100 atau harga lisensi untuk satu software proprietary yang harganya bervariasi mulai dari US$ 19.99 hingga ratusan dollar! Ah, jauh sekali perbedaannya. Linux memang mahal.

Ubuntu, melalui program shipitnya menawarkan pengiriman CD Ubuntu gratis ke seluruh penjuru dunia. Namun tidak sepenuhnya gratis! Melainkan mesti membayar ’semacam pajak yang entah terang atau gelap’ ke Kantor Pos, yang biayanya berkisar antara 5000 s.d 7000 rupiah. Mahalnya… :(

8. Linux itu membodohkan

Maksudnya?

Begini, betapa ‘bodoh’nya ‘orang-orang itu’, sudah capek-capek membuat program eh… kok malah diberikan begitu saja kepada orang lain, berikut source codenya pula! Tanpa meminta imbalan apa-apa! Logis nggak sih?

Melalui tindakan yang ‘bodoh’ itu, para programmer dan mereka yang berkecimpung di dunia open source telah berkontribusi yang tidak sedikit demi kemanusiaan dan perkembangan teknologi informasi untuk masa kini dan masa yang akan datang.

Melaui ‘kebodohan’ mereka pula, perkembangan software open source akan semakin cepat karena akan ada banyak orang yang turut berpartisipasi dalam mencari bugs yang mungkin ada untuk kemudian diperbaiki dan dioptimasi serta ditingkatkan fitur-fiturnya.

9. Linux itu berdosa

Ya, ‘berdosa’ kepada pengembang software proprietary karena tidak memberikan ‘pemasukan’ ke ‘kantong’ mereka dikarenakan software proprietary buatannya mendapatkan saingan dari software open source yang lebih murah, halal, dan legal dengan fitur yang tidak kalah (bahkan melebihi fitur-fitur yang ada pada software proprietary tersebut).

10. Linux itu menyedihkan

Sangat menyedihkan malah, bagaimana mungkin sistem operasi dengan usia yang relatif muda ini mampu berkembang pesat seperti sekarang ini, bahkan berani menghadapi sistem operasi proprietary yang telah dikembangkan jauh sebelumnya dan memiliki pangsa pasar yang tidak sedikit di seluruh dunia.

Bila dulu, banyak pihak yang meramalkan IBM OS/2 adalah sistem operasi masa depan, namun kenyataannya sekarang sungguh berbeda, OS/2 telah ‘down’ (bila tidak ingin dikatakan ‘mati’). Mari kita lihat bagaimana perkembangan Linux beserta software-software open source lainnya beberapa tahun kedepan.

Yup, diatas adalah beberapa alasan yang cukup logis untuk tidak memakai Linux. Sekarang terserah kepada kamu, masih mau memakai Linux?

copas : Idrus Fadli’s

24 Juli 2009

PIO_DESAIN of ROCKET_DOCK

Akhir-nya jadi juga skin aplikasi rocket dock yang saya desain sendiri.

Skin-nya sich masih agak norak ya, maklm masih pertama kali

Untuk lihat photo-nya lihat di bawah










Silahkan di lihat-lihat

Saya akan coba nanti untuk buat tutorial-nya biar semua-nya pada bisa buat skin rocket dock sendiri.

Kasih koment ya.....!!!!!!

04 Juli 2009

Sebuah Pena, Satu Buah Buku dan Tiga Buah Cita-cita

ditulis oleh : Neer

Hhhmmmm..... dengan nafas menyela saya berfikir dan merenung kehidupan di belakang saya. menoleh kebelakang dengan mata melirik untuk merangkum apa yg telah saya alami dalam 20 tahun ke belakang ini.

Sesuatu yang lumrah dalam kehidupan manusia dimana kita akan berhenti sejenak untuk melihat perjalan kehidupan kita sejenak. Inilah yang akan saya tuangkan dalam tulisan saya tentang bagaimana saya dan apa yang saya petik dari renungan saya untuk 20 tahun kebelakang.

Juni 2009 saya membuka pesan singkat lama yang tersimpan dalam handphone saya. Ternyata banyak sekali pesan2 yang tertuju pada saya mulai dari akhir April sampai bulan Juni. Diantara pesan2 tersebut, saya tertuju pada beberapa pesan yang saya simpan (save) dengan tanggal pegiriman 27 Mei 2009, pesan2 tersebut mempunyai inti "Selamat Ulang tahun yang ke 20 ". Kemudian saya berfikir kembali dan berkata "Wow, saya sudah kepala 2 dan sudah tua juga rupanya", kemudian saya bangkit dan mendekati cermin kecil saya, dengan sedikit heran saya mulai menggambarkan wajah saya yg sudah kelihatan lebih dewasa, kepala agak bulat besar, rambut agak lebat dan panjang, tumbuh sedikit jenggot dan kumis halus. Hmm.. dengan gambaran wajahh ini cukup membuat saya berkesimpulan "Saya sudah Dewasa". Kemudian saya mengingat kembali masa lalu saya, coba2 mengingat apa yang mengesankan dari hidup saya, apa yang membuat hidup saya lebih berarti, apa yang membuat saya benar menikmati hidup yg sebenarnya singkat ini???

Dengan bersusah payah saya mengingat dan terkejut di batin. Alamak.... Apa ya ??? kayaknya Gak ada???...

Lalu saya kembali merenung Apakah ini yang saya inginkan???? Apakah ini yang akan saya tempuh dalam perjalanan kehidupan saya??? Hidup yang hanya berlalu saya seperti daun yang jatuh ke sungai dan dialirkan apa adanya kemanapun aliran sungai membawanya ???

Tidak......!!! ini harus dihentikan, ini harus di klarifikasi ulang, jgn sampai 20 tahun kedepan hidup saya akan sia-sia seperti 20 tahun silam.

Saya pun mulai mengambil sebuah pena, sebuah buku dan mulai merumuskan.....

dan trus merumuskan dan merencanakan

dan saya klarifikasikan dalam sesuatu...

sesuatu......

yaitu.....

sesuatu yang bernama "Cita-cita"

Mungkin terdengar biasa2 saja mendengar orang menentukan tujuan hidup dalam suatu cita-cita, Cita-cita yang biasa selalu dirumuskan seseorang menjadi "Cita-cita ku ingin menjadi......???" itulah yang biasanya selalu dikumandangakan seseorang.

Tetapi Cita-cita saya yang saya rumuskan bukan " Cita-cita ku ingin menjadi.......???"

tetapi...

"Cita-cita ku ingin melakukan......???"

Ya.. Inilah cita-cita yang saya rumuskan...

3 cita-cita yang menurut saya sesuai dengan apa yang saya sukai selama kehidupan saya.

3 cita-cita yang saya harapkan akan menjadikan hidup saya selalu berarti.

3 cita-cita yang memang itu adalah saya.

Inilah rumusan cita-cita saya:

  • Cita-cita 1.
Memprogram



Maksud dari memprogram disini adalah memprogram kode pemograman. Ini adalah sesuatu yang saya sukai dan sesuai dengan bidang yang saya ambil dalam kuliah saya. Dari mulai pertama ketemu komputer saya sudah langsung jatuh hati dengan alat yang satu ini dan saya mulai suka mengoprek komputer. Selama 2 tahun saya kuliah, saya belum menemukan manifesto saya dalam memprogram kode, tapi sesuatu dan seseorang telah memberikan hembusan dan bisikan yang telah membuat saya ingin memperbaiki kembali dan memulai kembali.
Semoga ini menjadi proses yang lebih terarah dan gembira.


  • Cita-cita 2.
Menulis


Cita-cita yang kedua ini masih terngiang lucu di kepala saya. Saya seorang yang di kampus saja malas mencatat catatan kuliah, malah memilih untuk menulis, tetapi justru Cita-cita ini sebenarnya lebih terasa mendalam di hati saya. Saya tidak tahu mengapa??? tapi rasanya dengan menulis saya bisa mengekspresikan diri saya kedalam bentuk tulisan yang sederhana ataupun kompleks dan menulis juga membuat saya berharap bisa mengkomunikasikan dan membagi atas apa yang saya punya.
Semoga ini menjadi proses yang membuat orang menerima perjalanan kehidupan


  • Cita-cita 3.
Memotret dan mendesain


Cita-cita yang ketiga ini memiliki dua kegitan yang saya rangkumkan menjadi satu karena menurut saya 2 kegitan ini memiliki arah dan tujuan yang sama yaitu menciptakan suatu moment dalam bentuk rupa atau gambar. Sama seperti cita-cita pertama, cita-cita yang ketiga ini juga adalah sesuatu yang saya sukai. Dari kecil saya memang tertarik dengan sesuatu berbetuk gambar ketimbang berbentuk suara, saya lebih suka melihat ketimbang mendengar. Memotret dan Mendesain membuat saya melihat lebih banyak mengenai suatu moment dalam suatu kehidupan dan membuat saya akan mengoreksi dan belajar lebih tentang perjalanan kehidupan saya.
Semoga ini menjadi proses yang membuat saya lebih banyak melihat tentang perjalanan kehidupan saya.


Inilah tiga cita-cita saya yang saya buat. Semoga cita-cita ini trus berjalan dengan momentum yang seimbang sehingga kehidupan sayalebih bermakna.

"Time run with process, so run with them" (Pioneer Panjaitan)


Thanks :

  1. to God with his marvelous plans
  2. to my family with they love
  3. to someone and something that make me find my manifesto in ideal 1
  4. to blog of Dewi Lestari (http://dee-idea.blogspot.com/), Fahd Djibran (http://fahd-isme.blogspot.com/), Raditya Dika (http://radityadika.com/) who inspire me to find in ideal 2
  5. to my old friends who lift me into your circles in ideal 3
  6. to Internet that give me a lot of information

My apologize if my write is to confuse and my languages are to disorder.

Image :
  1. http://anne-ahira.buku-profitable.com/blog/wp-content/uploads/2009/01/menulis-blog.jpg
  2. http://xphoel.cilacaponline.web.id/wp-content/uploads/2009/05/menulis_blog.jpg
  3. http://wisatalampung.com/wp-content/uploads/2008/10/tips_memotret_wisata_lampung_indonesia-225x300.jpg
  4. http://www.rancanggrafis.org/images/kid_drawing.jpg

Neerkabel ---> © 2008 Template by: Neerkabel
faris vio